Rabu, 16 Januari 2008

HATI - HATI STRESS MEMBUAT PENYAKIT MALARIA BISA KAMBUH

SAAT musim hujan seperti saat ini, perlu diwaspadai wabah penyakit. Salah satunya adalah wabah malaria yang dipicu oleh nyamuk. Penyakit malaria sendiri disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium. Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan.

Menurut dr Akmal Syaroni SpPD-KPTI, malaria termasuk penyakit yang membahayakan serta bisa mematikan. “Bila wabahnya sudah muncul, dengan mudah penyakit ini akan menular kepada manusia,” jelasnya. Khususnya di daerah endemik, seperti Kabupaten Lahat.
Dijelaskan, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995, diperkirakan 15 juta penduduk Indonesia menderita malaria, 30 ribu di antaranya meninggal dunia. Morbiditas (angka kesakitan) malaria sejak tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan.
“Tidak hanya menyerang manusia, tapi juga burung, kera dan primata lainnya seperti hewan melata dan hewan pengerat,” jelasnya. Berdasarkan jenisnya penyakit ini memiliki empat jenis dan masing-masing disebabkan spesies parasit yang berbeda.

Pertama, malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan Plasmodium vivax dengan gejala demam dapat terjadi setiap 2 hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
Kedua, demam rimba (jungle fever), malaria Aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan Plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, dan kematian.
“Ketiga, malaria kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari,” terang dokter dari Rumah Sakit dr M Hoesin Palembang ini.
Sedangkan, keempat malaria yang paling jarang ditemukan adalah yang disebabkan Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana. Lalu apa saja gejala penyakit ini? Menurut Akmal, saat terserang penderita akan mengalami beberapa gejala. Seperti meriang (panas dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangannya ini berasal dari nyamuk Anopheles sp. “Khusus P. vivax dan P. ovale pada siklus parasitnya, di jaringan hati (sizon jaringan). Sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati -disebut hipnosit,”terangnya.

Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke eritrosit. “Makanya orang yang lelah dan stres mudah terserang,”tambahnya. Di Sumsel sendiri kata Akmal, penderita banyak yang terserang oleh penyakit jenis vivak ini.

Setelah eritrosit yang berparasit pecah, akan timbul kembali gejala penyakit. Misalnya 1–2 tahun sebelumnya pernah menderita P. vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudian mengalami kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali, sekalipun yang bersangkutan tidak digigit nyamuk Anopheles.

(Sumber: Artikel Harian Sumatera Ekpress, Palembang)

Tidak ada komentar: